Jumat, 11 April 2014
MACAM-MACAM BUDAYA DI INDONESIA
Sosial
Teknologi
KESENIAN
Diposting oleh
Unknown
di
03.52
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Kamis, 10 April 2014
BATIK
Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009
Sejarah teknik batik
Seni pewarnaan kain dengan teknik perintang pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.
Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. [2]Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.
G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu.Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.
Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa.Oleh beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.
Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.
Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Hugh Clifford merekam industri di Pekan tahun 1895 bagi menghasilkan batik, kain pelangi, dan kain telepok.
Budaya batik
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.
Corak batik
Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga memopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.
Cara pembuatan
Semula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain. Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap. Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.
Motif Batik
Diposting oleh
Unknown
di
07.09
1 komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
SENJATA TRADISIONAL INDONESIA
Negeri ini kaya akan budaya dan adat istiadat. Dan berikut ini adalah sekelumit keanekaragaman budaya dari berbagai provinsi yang ada di Indonesia, disini disediakan berbagai macam senjata unik dari tiap-tiap daerah yang merupakan senjata tradisional yang pada jaman dulu dipakai baik itu untuk perang atau sebagai pelengkap dalam kegiatan resmi seperti acara adat. Senjata tradisinonal ini sudah langka karena sudah jarang dimiliki oleh kebanyakan orang, akan tetapi senjata tradisional ini kini telah banyak dijadikan sebagai koleksi bagi pecinta barang antik dan banyak diburu oleh para kolektor tersebut.
Berikut adalah senjata tradisional dari tiap-tiap daerah yang ada di Indonesia
Senjata tradisional Nangro Aceh Darusalam : Rencong
Senjata Tradisional Sumatra Utara : Piso Gaja Dompak
Senjata Tradisional Sumatera Barat : Karih, Ruduih, Piarit
Senjata Tradisional Provinsi Riau : Pedang JenaWi
Senjata Tradisinional Provinsi Jambi : Badik Tumbuk Lada
Senjata Tradisional Provinsi Sumatera Selatan / Sumsel : Tombak Trisula
Senjata Tradisional Provinsi Lampung : Terapang, Pehduk Payan
Senjata Tradisional Provinsi Bengkulu : Kuduk, Badik, Rudus
Senjata Tradisional Provinsi DKI Jakarta : Badik, Parang, Golok
Senjata Tradisional Provinsi Jawa Barat / Jabar : Kujang
Senjata Tradisional Provinsi Jawa Tengah / Jateng : Keris
Senjata Tradisional Provinsi DI Yogyakarta / Jogja / Jogjakarta : Keris Jogja
Senjata Tradisional Provinsi Jawa Timur / Jatim: Clurit
Senjata Tradisional Provinsi Bali : Keris
Senjata Tradisional Provinsi Nusa Tenggara Barat / NTB : Keris, Sampari, Sondi
Senjata Tradisional Provinsi Nusa Tenggara Timur / NTT : Sundu
Senjata Tradisional Provinsi Kalimantan Barat / Kalbar : Mandau
Senjata Tradisional Provinsi Kalimantan Tengah / Kalteng : Mandau, Lunjuk Sumpit Randu
Senjata Tradisional Provinsi Kalimantan Selatan / Kalsel : Keris, Bujak Beliung
Senjata Tradisional Provinsi Kalimantan Timur / Kaltim : Mandau
Senjata Tradisional Provinsi Sulawesi Utara / Sulut : Keris, Peda, Sabel
Senjata Tradisional Provinsi Sulawesi Tengah / Sulteng : Pasatimpo
Senjata Tradisional Provinsi Sulawesi Tenggara / Sultra : Keris
Senjata Tradisional Provinsi Sulawesi Selatan / Sulsel : Badik
Senjata Tradisional Provinsi Maluku : Parang Salawaki / Salawaku, Kalawai
Senjata Tradisional Provinsi Irian Jaya / Papua : Pisau Belati
Diposting oleh
Unknown
di
06.55
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
ALAT MUSIK TRADISIONAL INDONESIA
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, salah satunya adalah alat musik tradisional . Alat Musik Tradisional Indonesia atau yang biasa juga disebut dengan alat musik daerah Indonesia sangat banyak sekali karena biasanya masing-masing provinsi mempunyai alat musik tradisional masing-masing. Namun dilain pihak banyak pula yang tidak mengetahui bahkan sama sekali belum pernah mendengar alat musik tradisional tersebut dimainkan, ditengah derasnya industri musik modern alat musik tradisional ini semakin terpinggirkan.
Berikut ini Nama - Nama Alat Musik Tradisional Indonesia yang tersebar di berbagai provinsi.
Semoga dapat bermanfaatANGKLUNG
Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda Jawa Barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi
CALUNG
Dilihat dari bentuknya, banyak masyarakat yang menyamakan Calung dengan Angklung. Meskipun hampir sama, namun cara membunyikan alat musik tersebut sangat berbeda. Angklung agar keluar bunyinya hanya digoyangkan, sedangkan cara menabuh Calung harus dengan cara memukul batang-batang bambu
REBAB
Alat Musik Daerah "Rebab"
Alat musik Rebab sendiri awalnya berasal dari jazirah Arab. Awal masuk ke Indonesia sekitar abad ke-8 saat para saudagar Arab memulai invasi dagang ke beberapa daerah pesisir Sumatera dan pesisir Jawa. Alat musik Rebab sendiri merupakan alat musik gesek yang terdiri dari 2 atau tiga utas senar.
SASANDO
Sasando, Alat Musik Tradisional Asal Rote
Sasando merupakan alat musik tradisional Indonesia yang berasal dari Pulau Rote Nusa Tenggara Timur. Sasando sendiri berasal dari kata Sari (petik) dan Sando (getar) yang kalau digabungkan memiliki makna bergetar saat dipetik. Sasando dimainkan dengan dua tangan dari arah berlawanan, kiri ke kanan dan kanan ke kiri. Tangan kiri berfungsi memainkan melodi dan bas, sementara tangan kanan bertugas memainkan accord.
REBANA
Alat Musik Tradisional Rebana
Alat musik Rebana asal usulnya berasal dari Jazirah Arab seperti halnya Rebab. Alat musik Rebana sendiri biasanya digunakan dalam kesenian yang bernafaskan agama Islam seperti hadrah ataupun saat membaca shalawat burdah.
KENDANG
Kendang, kendhang, atau gendang adalah instrumen dalam gamelan Jawa Tengah yang salah satu fungsi utamanya mengatur irama. Instrument ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu.Jenis kendang yang kecil disebut ketipung, yang menengah disebut kendang ciblon/kebar.
KACAPI
Alat Musik Kacapi Sunda
Alat musik kacapi sangat populer di kalangan masyarakat Sunda dan dipakai saat acara-acara yang berhubungan dengan kebudayaan.
BEDUG
Alat Musik Tradisional Bedug
Bedug merupakan alat musik tradisional yang telah digunakan sejak ribuan tahun lalu, yang memiliki fungsi sebagai alat komunikasi pada zaman dahulu, baik dalam kegiatan ritual keagamaan maupun komunikasi antar masyarakat. Saat ini Bedug biasanya digunakan untuk memberi tahu masyarakat saat memasuki waktu shalat fardhu. Bedug biasanya juga digunakan saat masyarakat mengadakan takbir keliling untuk menyambut hari raya Idul Fitri atau hari raya Idul Adha.
GAMELAN
Alat Musik Gamelan Jawa
Gamelan berasal dari bahasa Jawa yang artinya memukul atau menabuh. Beberapa provinsi yang sampai saat ini masih memakai gamelan saat acara-acara adat yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah maupun di Bali. Gamelan saat ini juga makin terkenal saat dipakai untuk acara komedi yang sangat populer di televisi yaitu Opera Van Java (OVJ).
KOLINTANG
Alat Musik Kolintang Minahasa Sulawesi Utara
Alat musik Kolintang merupakan alat musik asli daerah Minahasa Sulawesi Utara. Nama kolintang menurut masyarakat Minahasa berasal dari suaranya: tong (nada rendah), ting (nada tinggi) dan tang (nada biasa). Dalam bahasa daerah setempat berarti, ajakan “Mari kita lakukan TONG TING TANG” adalah: ” Mangemo kumolintang”. Ajakan tersebut akhirnya berubah menjadi kata kolintang agar mudah dilafal oleh masyarakat.
SAMPEK
Sampek merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Kalimantan tepatnya biasanya digunakan oleh Suku Dayak. Alat musik ini terbuat dari berbagai jenis kayu. Namun, yang paling sering dijadikan bahan adalah kayu arrow, kayu kapur, dan kayu ulin dan dibuat secara tradisional. Proses pembuatan bisa memakan waktu berminggu minggu. Dibuat dengan 3 senar, 4 senar dan 6 senar. Biasanya sampek akan diukir sesuai dengan keinginan pembuatnya.
TALEMPONG
Talempong merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Minangkabau Sumatera Barat. Alat musik tersebut termasuk dalam alat musik pukul seperti halnya Gamelan yang ada di Jawa. Bahkan bentuknya pun juga hampir sama dengan Gamelan. Saat ini Talempong yang ada dimasyarakat kebanyakan terbuat dari kuningan meskipun masih ada juga Talempong yang terbuat dari kayu maupun batu. Talempong biasanya berbentuk lingkaran dengan diameter 15 sampai 17,5 sentimeter, pada bagian bawahnya berlubang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat untuk dipukul.
TRITON
Triton, Alat Musik Tradisional dari Papua
Triton merupakan alat musik yang cara penggunaannya yaitu dengan ditiup. Alat musik tradisional ini berasal dari Papua. Alat musik ini tersebar di pesisir pantai yang ada di Papua dan digunakan sebagai alat komunikasi dan sebagai alat panggil kepada orang lain.
ALAT MUSIK TRADISIONAL TIFA
Tifa, Alat Musik Tradisional dari Papua
Alat musik tradisional Tifa termasuk jenis alat musik pukul. Tifa terbuat dari sebatang kayu yang dikosongi atau dihilangkan isinya dan pada salah satu sisi ujungnya ditutupi, dan biasanya penutupnya digunakan kulit rusa yang telah dikeringkan untuk menghasilkan suara yang bagus dan indah.
Diposting oleh
Unknown
di
06.29
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
RUMAH ADAT TRADISIONAL DI INDONESIA
Indonesia memang dikenal dengan budaya dan adatnya yang sangat beragam disetiap daerahnya. Begitu juga dengan rumah adat tradisional yang dimiliki Indonesia juga sangat banyak dan memiliki banyak bentuk. Dibalik bentuk dari rumah adat itu sendiri sebenarnya menggambarkan identitas dari kebudayaan yang ada di daerah itu tersebut. Rumah adat tradisional Indonesia juga memiliki beragam keunikan bentuk dan namanya yang pasti sangat mengagumkan.
Rumah adat sendiri biasanya digunakan sebagai tempat untuk pertemuan, musyawarah, dan juga untuk acara adat setempat lainnya. Pada kesempatan kali ini EraKata.com akan membahas mengenai gambar rumah adat nusantara yang sudah jarang kita jumpai di kota-kota besar untuk menambah wawasan dan kecintaan kita terhadap Bangsa Indonesia milik kita ini.
Mungkin sobat sudah pernah mempelajari mengenai macam rumah adat di Indonesia disaat sobat duduk dibangku sekolah. Nah, dengan demikian mari kita terus lestarikan rumah adat disetiap daerah Indonesia agar tidak menghilang begitu saja. Untuk mengingatkan kembali dan menambah rasa kecintaan sobat terhadap macam jenis rumah adat yang ada di Indonesia, langsung saja ini dia berbagai rumah adat yang ada di nusantara :
1. Rumoh Aceh - Rumah Adat Nanggroe Aceh Darussalam
2. Rumah Balai Batak Toba - Rumah Adat Sumatera Utara
3. Rumah Gadang - Rumah Adat Sumatera Barat
4. Rumah Tongkonan - Rumah Adat Sumatera Selatan
5. Rumah Melayu Selaso Jatuh Kembar - Rumah Adat Riau
6. Rumah Laikas - Rumah Adat Sulawesi Tenggara
7. Rumah Nuwo Sesat - Rumah Adat Lampung
8. Rumah Souraja / Rumah Besar - Rumah Adat Sulawesi Tengah
9. Rumah Kebaya - Rumah Adat DKI Jakarta
10. Rumah Kasepuhan - Rumah Adat Jawa Barat
11. Rumah Joglo - Rumah Adat Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta
12. Rumah Gapura Candi Bentar - Rumah Adat Bali
13. Rumah Panjang - Rumah Adat Kalimantan Barat
14. Rumah Betang - Rumah Adat Kalimantan Tengah
15. Rumah Banjar - Rumah Adat Kalimantan Selatan
16. Rumah Lamin - Rumah Adat Kalimantan Timur
17. Rumah Dalam Loka Samawa - Rumah Adat Nusa Tenggara Barat
18. Rumah Sao Ata Mosa Lakitana - Rumah Adat Nusa Tenggara Timur
19. Rumah Baileo - Rumah Adat Maluku
20. Rumah Honai - Rumah Adat Papua
21. Rumah Doloupa - Rumah Adat Gorontalo
Diposting oleh
Unknown
di
06.17
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Langganan:
Postingan (Atom)